REVIEW SABUKU: FALSAFAH HIDUP


Reviewer : Kak Naufal (Tim Public Relation)


Deskripsi Buku:

Judul : Falsafah Hidup

Nama Penulis : Buya Hamka

Cetakan 9 : April 2019

Penerbit : Republika Penerbit

Tebal : 428 Halaman


Sinopsis:

Pernah tidak kalian menjumpai beberapa orang yang memiliki anggapan bahwa antara filsafat dan agama merupakan sesuatu yang memiliki jalannya sendiri, sehingga tidak dapat disatukan? Apabila membaca buku filsafat, maka dianggap akan menjadi orang yang sesat atau atheis. Tapi ternyata Buya Hamka dapat mematahkan anggapan tersebut, justru menjelaskan dalam bukunya, Falsafah Hidup. Bahwa agama Islam dari sumbernya yang asli, yaitu Al-Qur’an adalah pembela filsafat. Orang yang membaca Al-Qur’an dengan penuh minat dan membersihkan jiwanya untuk mencari kebenaran, maka tanpa disadari akan berjalan menuju arah filsafat.

Buya Hamka membagi uknya menjadi Sembilan bagian yang dapat dipetik dan dipelajari hikmahnya.

Bagian yang pertama, berjudul “Hidup”. Pada bagian ini, Buya Hamka mengajak untuk mengamati, merenungi, menilai, dan menimbang apa-apa yang terasa oleh panca indera. Sehingga dapat mengetahui tujuan hidup dan dapat mengenal Tuhan, yaitu Allah.

Bagian yang kedua, berjudul “Akal”. Manusia diberi akal oleh Allah agar dapat membedakan antara ia dengan binatang. Sehingga manusia memiliki alat untuk mengendalikan nafsunya agar tidak terjerumus dalam kehinaan.

Bagian yang ketiga, berjudul “Hukum Alam”. Pada bagian ini, dijelaskan bahwa syarat yang harus dipenuhi untuk mengetahui hukum alam, yaitu membersihkan hati nurani dari segala jenis kotoran yang dapat merusak. Karena sejatinya, kotoran hati sangat berpengaruh terhadap ketenangan batin.

Bagian yang keempat, berjudul “ Adab dan Kesopanan”. Pada adab, ada sua hal yang harus ditekankan, yaitu adab kepada makhluk dan adab kepada Allah. Adab kepada makhluk dapat dipahami sebagai cara untuk menghormati dan menghargai orang lain.

Bagian yang kelima, berjudul “Sederhana”. Pada bagian ini dijelaskan bagaimana upaya untuk hidup sederhana dari segi niat, berpikir, menyatakan pendapat, dan lain-lain yang pada intinya tidak diperkenankan untuk berlebihan. Karena sejatinya kesederhanaan lahir dari pribadi yang mendapatkan didikan yang baik terkait budi pekerti luhur.

Bagian yang keenam, berjudul “Berani”. Berani untuk mengungkapkan kebenaran, walaupun ia tahu konsekuensi dari apa yang dilakukannya. Selain itu, pada bagian ini dijelaskan juga bhawa harus memiliki keberanian untuk bercita-cita dan percaya kepada diri sendiri dalam meraih tujuan hidup.

Bagian yang ketujuh, berjudul “Keadilan”. Buya Hamka menjelaskan keadilan sebagai kemerdekaan dalam menyatakan pikiran, kebebasan beragama, dan kemerdekaan hak milik.

Bagian yang kedelapan, berjudul “Persahabatan”. Pada bagian ini, Buya Hamka mengartikan makna sahabat denga begitu indah. Ketika berhubungan dengan orang lain dan menjalin persahabatan, maka mustahil akan menemui kesempurnaan dikarenakan memang hakikat manusia yang penuh ketidaksempurnaan. Maka dibutuhkan perasaan untuk saling mengerti dan memahami antara dua manusia yang saling bersahabat.

Bagian yang terakhir, berjudul “Islam sebagai Pembentuk Pandangan Hidup”. Islam adalah agama keselamatan. Manusia hidup menginginkan hidup bahagia dan selamat. Maka Allah menurunkan agama Islam yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Pada bagian falsafah hidup ini, Buya Hamka mengingatkan untuk memperhatikan dan mentaati peraturan yang telah Allah turunkan melalui perantara Nabi-Nya kepada manusia.


Kelebihan Buku

1. Pemaknaan mengenai filsafat yng diintegrasikan dengan agama sehingga dapat paham mengenai makna tujuan hidup.

2. Memiliki banyak kisah serta hikmah yang dapat dipetik dan dipelajari sebagai upaya untuk selalu semangat dan pantang menyerah dalam menjalani hidup.

3. Untuk seseorang yang ingin memberi tantangan kepada diri sendiri untuk membaca buku dengan halaman yang cukup tebal, maka buku ini cocok untuk dibaca.

Kekurangan Buku

Buku ini tidak saya sarankan untuk seseorang yang sedang menumbuhkan minat awal untuk membaca, karena mungkin perlu usaha ekstra untuk menyelesaikan buku ini. Selain itu, buku ini juga terdapat beberapa makna yang sulit untuk dipahami dikarenakan bahasa yang digunakan oleh Buya Hamka adalah bahasa literatur lama.


Review buku ini juga kami buat dalam bentuk video. Cek videonya dengan follow dan subscribe akun media sosial GPAN Malang:

YouTube : https://youtu.be/32hNSpLa56Q 

Instagram : https://instagram.com/gpanmalang

Twitter : https://twitter.com/gpanmalang 


Komentar