SAMPAH PLASTIK, RACUN YANG SERING TERABAIKAN
Sumber: dtpeduli.org
Sampah merupakan permasalahan yang
tidak lepas dari kehidupan kita sehari- hari. Bayangkan saja, berapa banyak
sampah yang dihasilkan dari satu rumah tangga? Itu pun belum dikalikan dengan
jumlah keseluruhan manusia di seluruh dunia. Banyak dari kita yang masih
mengabaikan permasalahan sampah, karena kurangnya tingkat kepedulian kita terhadap
lingkungan sekitar. Banyak jenis- jenis sampah yang kita ketahui, salah satunya
adalah sampah plastik. Sampah plastik merupakan salah satu jenis sampah yang
sering kita jumpai. Perlu diketahui, sampah jenis ini berbeda dengan jenis
sampah yang lainnya.
Pasalnya, sampah plastik memerlukan
waktu penguraian yang sangat lama dibanding dengan yang lain. Butuh waktu dua
puluh tahun sampai seribu tahun agar sampah plastik dapat terurai sempurna.
Menurut grup penelitian Jambeck (2015), hasil riset membuktikan Indonesia
menduduki peringkat kedua penyumbang sampah plastik ke lautan terbesar di dunia
yaitu sebanyak 3,22 juta metric ton per tahun. Menurut hasil penelitian,
sebanyak 8 juta metric ton sampah plastik berakhir ke lautan setiap tahun.
Kurangnya dalam hal pengelolaan, banyak
sampah plastik yang berakhir ke lautan. Apabila hal ini terus terjadi, akan
berdampak pada keselamatan biota laut. Berdasarkan penelitian dari United Nations Convention On Biological
Diversity yang dikutip DBS, sampah di lautan telah membahayakan lebih dari
800 spesies pada tahun 2016.
Sampah plastik yang berubah menjadi
partikel-partikel kecil (microplastic)
tidak hanya berdampak buruk pada biota laut saja, namun manusia juga terkena
imbasnya. Ikan laut akan menyerap racun dari microplastic
yang telah ditelannya kemudian berpindah ke tubuh manusia yang memakan ikan
laut tersebut.
Mengetahui beberapa dampak yang
disebabkan oleh sampah plastik, sudah seharusnya kita semakin bijak dalam
penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Berikut tips mengurangi sampah
plastik dilansir dari Tempo.co,
Pertama, mengurangi penggunaan pembungkus plastik makanan dengan membawa tempat makanan sendiri serta membawa tas belanja sendiri di pasar maupun di supermarket.
Kedua, menggunakan toples kaca untuk tempat sisa makanan atau snack dan gelas kaca atau keramik. Hindari penggunaan gelas plastik,
Ketiga, menggunakan tempat makanan dan botol minum yang dapat digunakan kembali.
Keempat, kurangi menggunakan peralatan makan maupun minum yang sekali pakai seperti sendok, garpu, dan sedotan plastik.
Kelima, kurangi takeaway dan perbanyak makan di tempat.
Banyak alternatif yang dapat kita pilih untuk mengurangi sampah
plastik. Apalagi sekarang banyak sekali aksi pengurangan
sampah plastik, salah satunya adanya gelas yang terbuat dari rumput laut yang
bisa dimakan dan sedotan stainless.
Lebih bijak dalam menggunakan plastik dan peduli dengan lingkungan merupakan
salah satu kontribusi kita dalam mengurangi sampah. Karena satu sampah yang
kita buang akan berdampak pada bumi kita.
Penulis: Bebi Linda Prastika (Tim Media dan Desain Grafis) https://www.instagram.com/bebilindaprastika
Follow dan subscribe akun media sosial GPAN Malang sebagai berikut:
Instagram: https://instagram.com/gpanmalang
Twitter: https://twitter.com/gpanmalang
Fanspage: https://facebook.com/gpanregionalmalang
Komentar
Posting Komentar