MELODI SAPE DI TANAH JAWA, SUKU DAYAK PUNYA
Pemuda murah senyum, Gabriel Drannoktah seorang seniman
muda yang mengenalkan merdunya melodi sape di tanah Jawa. Dia merupakan pemuda
berasal dari Bengkayang, Kalimantan Barat
yang kini menempuh
kuliah di salah satu kampus
di salah satu kota di Jawa
Timur yang disebut sebagai kota Pendidikan, Kota Malang.
Berdasarkan film dokumenter “SAPE PLAYER GABRIEL FILOSOSFI
BORNEO BAND” oleh Sedap Production yang diunggah di Youtube DRANNOKTAH
PRODUCTION pada 25 Juli 2018, pemuda yang biasa dipanggil Grab ini mengaku,
tertarik dengan alat musik sape karena mencintai budaya dimana ia dilahirkan
dan dibesarkan, Suku Dayak Kayaan Pulau Kalimantan. Dia pun bangga akan kayanya
budaya nusantara.
Tentu belum banyak yang tahu bahwa alat musik tradisional
ini, khususnya masyarakat yang berada di luar Pulau Kalimantan. Banyak yang
berpikir bahwa alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik
tersebut adalah kecapi
bahkan sasando. Inilah mengapa Gabriel berani mengenalkan
merdunya sape di tanah rantauannya. Gabriel mempelajari dan mencoba sape secara
otodidak, cukup sulit baginya karna ia belajar secara mandiri melalui beberapa
video di youtube serta video para seniman sape ketika perform.
Butuh proses dalam mempelajari dan mengasah kemampuannya dalam memainkan sape, hingga kini ia menjadi
seorang seniman muda yang cukup terkenal dan sering diundang dalam beberapa event di beberapa wilayah kota Malang
bahkan luar Pulau Jawa.
Tidak hanya bermain solo, kini Grab telah memiliki
band bernama FILOSOFI BORNEO
yang bergenre pop ethnic modern dimana
menyatukan musik tradisional dengan musik modern genre pop, tidak hanya berkarya
namun juga melestarikan budaya.
Secara solo Gabriel
sering mengenalkan alat musik khas Kalimantan tersebut
pada area yang ramai, seperti di salah satu sudut jalan besar Ijen
Malang ketika car free day, serta
pada pusat perbelanjaan di area Kota Malang khususnya pada area parkiran karena menurutnya
disitulah tempat yang cocok baginya untuk memainkan sape karena banyak orang
yang berlalu lalang.
Beberapa dari mereka menghentikan langkahnya untuk sekedar
mendengarkan Gabriel memainkan Sape, melihat dari dekat alat musik tradisional
Kalimantan dengan ciri khasnya yaitu terbuat dari kayu dan terdapat ukiran,
bahkan mengambil gambar dan video Gabriel ketika melantunkan melodi sape yang
merdu.
“Marilah kita mencintai budaya kita, dan ayo
main alat musik tradisional”- Gabriel Drannoktah
Penulis: Dera Putri Rahmadarti (Tim Media dan Desain Grafis) https://www.instagram.com/d.putr
Follow dan subscribe akun media sosial GPAN Malang sebagai berikut:
Instagram: https://instagram.com/gpanmalang
Twitter: https://twitter.com/gpanmalang
Fanspage: https://facebook.com/gpanregionalmalang
Komentar
Posting Komentar