Pada
hari Sabtu, tanggal 27 April 2019, Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara Regional Malang (GPAN Malang) telah menyelenggarakan acara
seminar literasi yang bertempat di Home Teater UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
dan bertemakan “Menggugah Cinta Literasi untuk Menempa Generasi
dalam Menghadapi Tantangan Masa Kini” tujuan dipilihnya tema tersebut adalah mengajak
masyarakat untuk meningkatkan semangat dalam membangun budaya cinta literasi
serta memahami pentingnya peran
literasi dalam menghadapi tantangan masa kini. Secara sekilas, acara
tersebut terbilang cukup sukses. Hal tersebut terlihat dari jumlah peserta yang
cukup banyak, kurang lebih 120 peserta. Peserta yang menghadiri seminar ini
berasal dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa hingga masyarakat
umum.
Pada acara tersebut panitia menghadirkan 5
orang pembicara dan tiga moderator sekaligus. Konsepan acara seminar kali ini dibagi menjadi tiga sesi, sesi pertama membahas tentang literasi masyarakat desa
yang disampaikan oleh dua pemateri yang merupakan pegiat literasi di desanya, sesi ini dipandu atau dimoderatori oleh Mahasiswi
Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Wulan Fitriana Yusuf. Materi pertama disampaikan oleh Ahmad
Ikhwan Susilo pendiri Taman Baca Masyarakat (TBM) di daerah Gelaran Jambu Kediri, bercerita
tentang pengalamannya mendirikan TBM dan tantangan yang dihadapai serta upaya
beliau menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
literasi. Harapannya
setelah peserta mengikuti materi tersebut tumbuhlah rasa empati, simpati, dan semangat dari peserta untuk ikut serta dalam meningkatkan kualitas literasi
masyarakat. Kak Ikhwan juga
menyampaikan tentang bagaimana memberi pemahaman pada masyarkat bahwa literasi
bukan hanya perihal baca tulis, melainkan juga mengenai kearifan lokal.
Materi kedua pada sesi
pertama disampaikan oleh Faiz Ushbah Mubarok pendiri Taman Baca Masyarakat Singajaya
di Kabupaten Malang. Tidak berbeda jauh
dengan Kak Ikhwan Susilo, Kak Faiz juga bercerita tentang pengalamannya mengabdi sebagai pegiat literasi
di wilayah Kabupaten Malang serta lika-likunya ketika mendirikan TBM Singajaya.
Kak Faiz juga berpesan kepada masyarakat khusunya generasi muda, untuk selalu mengabdi dan menggiatkan literasi dimanapun mereka berada, memberikan contoh positif kepada semua orang untuk
menumbuhkan gemar membaca serta memahami betapa pentingnya melakukan kolaborasi
dalam membangun literasi di masyarakat.
Bahasan
pada sesi kedua yaitu tentang kepenulisan, yang disampaikan oleh dua pemateri
yang juga seorang penulis. Sesi ini dipandu atau dimoderatori oleh
Mahasiswi Universitas Brawijaya, Alvi Lailatil Qodriatus.
Materi pertama pada sesi kedua disampaikan oleh kak Sophia Mega, seorang
penulis dan booktuber asal Malang, salah satu judul buku yang ia tulis berjudul
“LO NGERTI SIAPA GUE”. Kak Sophia bercerita tentang pengalamannya selama
berkarya di bidang kepenulisan, kiat-kiat dan motivasi untuk berkarya serta
manfaat yang dapat diberikan bagi dirinya dan masyarakat sekitar. Kak Sophia
juga berbagi mengenai pentingnya memulai menulis, konsisten, dan riset dalam
menulis serta penerapan literasi digital dalam kepenulisan.
Materi kedua pada sesi kedua
disampaikan oleh kak Lucia Priandarini, seorang penulis konten dan fiksi yang
juga berasal dari Malang. Karya yang sudah ditulisnya sudah mencapai belasan
karya. Tidak berbeda jauh dengan Kak Sophia, Kak Lucia juga bercerita tentang pengalamannya selama berkarya dalam bidang
kepenulisan. Selain menulis, kak Lucia juga aktif dalam kegiatan ke-volunteer-an,
beberapa kali kak Lucia ikut serta dalam acara ke relawanan yang diadakan oleh
berbagai komunitas di Kota Malang, salah satunya dalam acara yang
diselenggarakan oleh Ruang Belajar Aqil (RBA). Dalam pemaparannya saat
menyampaikan materi Kak Lucia berbagi cerita mengenai pentingnya networking dalam
dunia kepenulisan dan bagaimana penulis menyampaikan pesan melalui tulisan.
Sesi
ketiga yaitu sesi terakhir, pada sesi ini membahas tentang bagaimana upaya
dalam menggugah cinta literasi di pelosok negeri, materi ini disampaikan oleh seorang
pemateri yang merupakan alumni dari Indonesia Mengajar (IM) yaitu Raden Fitra
Pradipta. Sesi ini dipandu atau dimoderatori oleh seorang wanita muda yang
juga alumni dari Indonesia Mengajar, Devi Dwi Kurniawati. Raden Fitra Pradipta
atau yang sering disapa dengan kak Raden adalah seorang Pengajar Muda IX
Kabupaten Paser, Kak Raden bercerita tentang pengalamnnya selama menjadi
Pengajar Muda, tantangan dan kondisi yang dihadapi ketika beliau mengajar di
daerah pelosok di Kalimantan Timur.
(Suasana
Seminar Literasi)
(Foto
Bersama Panitia Seminar Literasi)
Instagram: https://instagram.com/gpanmalang
Twitter: https://twitter.com/gpanmalang
Fanspage: https://facebook.com/gpanregionalmalang
Suksyess terussy~
BalasHapus