REVIEW
SABUKU : 99 Perbedaan Cara Mengelola Waktu Miliarder VS Orang Biasa
Reviewer: Niken Nawawi (Tim Media dan Desain Grafis)
Deskripsi Buku:
-
Judul: 99 Perbedaan Cara Mengelola
Waktu Miliarder VS Orang Biasa
-
Nama Pengarang: Monica Anggen
& Erlita Pratiwi
-
Tebal: 306 halaman
-
Diterbitkan pada: November 2015
-
Penerbit: Penerbit Gramedia
Widiasarana Indonesia
Sinopsis
Setiap manusia di
bumi ini memiliki kuantitas waktu yang sama dalam sehari setahun yaitu 24 jam
360 hari. Namun dalam realitanya, kita bisa melihat bahwa kualitas waktu yang
dimiliki setiap individunya itu berbeda, dengan kuantitas waktu yang sama.
Bagaimana seseorang dalam kurun waktu 10 tahun sudah berhasil membangun bisnis
wirausahanya dan menjadi miliarder namun disisi lain dalam jangka waktu yang
sama pula masih ada yang kebingungan kerja serabutan? Tentu saja ada berbagai
faktor kehidupan yang mempengaruhi perbedaan antara kasus dua orang di atas,
dimana terkadang ada faktor perbedaan kecil yang kita tidak menyadarinya bahwa
itu bisa berdampak akan hasil yang luarbiasa berbeda. Dalam buku ini, Monica
Anggen & Erlita Pratiwi telah menjelaskan 99 poin penting tentang bagaimana
para miliarder mengelola waktu mereka yang tentunya berbeda dari orang biasa.
Here I give you some tips that I got from the book, for the complete one,
please get the book from a bookstore or library ;) :
- Para miliarder bangun lebih pagi agar memiliki banyak waktu VS Orang biasa suka bangun siang.
- Para miliarder menyediakan waktu husus untuk berolahraga VS Orang biasa jarang berolahraga.
- Para miliarder menyediakan waktu 30 menit sebelum memulai hari VS Orang biasa memulai hari tanpa persiapan.
- Para miliarder memiliki cara masing-masing saat hendak memulai hari VS Orang biasa tidak mengetahui cara terbaik memulai hari.
- Para miliarder melipatgandakan waktu VS Orang biasa menghemat waktu.
- Para miliarder memilih menghabiskan waktu dengan membaca VS Orang biasa lebih senang menghabiskan waktu dengan menonton TV
- Para miliarder memiliki waktu untuk bermeditasi untuk mengasah intuisi bisnis VS Orang biasa tidak mengenal pentingnya meditasi.
- Para miliarder menerapkan disiplin tinggi dalam memanfaatkan waktu VS Orang biasa bersikap fleksibl terhadap waktu.
- Para miliarder hanya memasukan hal paling penting dalam to do list VS Orang biasa mengisi to do list dengan semua hal yang ingin dikerjakan.
- Para miliarder mengatur agendanya agar bermanfaat maksimal VS Orang biasa belum tentu memiliki agenda.
- Meja kerja para miliarder terorganisasi dengan baik VS Orang biasa membiarkan meja kerja kacau balau.
- Para miliarder memiliki cara sederhana untuk membuat segalanya tertata rapi VS Orang biasa tidak tahu cara mengorganisasi ruang kerjanya.
- Para miliarder menghindari multitasking saat mengerjakan suatu hal penting VS Orang biasa menganggap multitasking itu keren.
- Para miliarder merencanakan waktu tidur VS Orang biasa sering mengeluh kurang tidur.
- Para miliarder mengisi waktu luang dengan belajar VS Orang biasa mengisi waktu luang dengan bersenang-senang.
- Para miliarder mengelola waktu secara maksimal dengan menjaga kerapian rumah VS Orang biasa membiarkan rumah merka berantakan.
- Para miliarder akan bersinergi dengan orang lain untuk mencapai kesuksesan VS Orang biasa lebih sering mengandalkan kemampuan diri sendiri.
- Para miliarder membiarkan hasil yang berbicara VS Orang biasa hanya membicarakan betapa sibuknya mereka.
- Para miliarder memiliki waktu khusus untuk memeriksa email VS Orang biasa memeriksa email setiap saat.
- Para miliarder menyediakan waktu khusus untuk belajar dengan cepat VS Orang biasa akan belajar sedikit demi sedikit dalam waktu yang lama.
- Para miliarder mengerjakan pekerjaan yang ingin mereka selesaikan hari ini VS Orang biasa mengerjakan pekerjaan yang ingin mereka kerjakan.
- Para miliarder memanfaatkan waktu bersosialisasi untuk hal-hal bermanfaat VS Orang biasa menghabiskan waktu bersosialisasi ala orang biasa.
- Para miliarder dididik menjadi miliarder sejak kecil VS Orang biasa dididik untuk tetap menjadi orang biasa.
- Para miliarder berlatih dengan pola untuk mendapat hasil luar biasa VS Orang biasa berlatih untuk menjadi ahli.
- Para miliarder menyadari ada campur tangan Tuhan dalam setiap pekerjaan mereka VS Orang biasa mengandalkan kemampuan diri sendiri.
- Para miliarder menghabiskan waktu membangun jaringan untuk memperbesar usaha VS Orang biasa menghabiskan waktu untuk membangun usaha.
- Para miliarder membiarkan uang yang bekerja sepanjang waktu VS Orang biasa bekerja keras sepanjang waktu.
- Para miliarder memilih berangkat lebih pagi VS Orang biasa kebanyakan memilih terjebak macet hingga waktu kerja menjadi singkat.
- Para miliarder memastikan pekerjaan yang diterima bisa diselesaikan dengan baik Orang biasa sering tidak yakin bisa menyelesaikan suatu pekerjaan.
- Para miliarder merekrut karjyawan terbaik VS Orang biasa bekerja sendiri
- Para miliarder hanya menekuni satu bidang hingga mencapai kesuksesan VS Orang biasa mencoba banyak bidang demi mencapai kesuksesan.
- Para miliarder berusaha memudahkan orang lain VS Orang biasa berusaha mensukseskan diri sendiri.
- Para miliarder selalu menyediakan waktu untuk keluarga VS Orang biasa hanya punya waktu untuk bekerja.
- Para miliarder mencuri waktu VS Orang biasa mengorupsi waktu.
- Para miliarder sangat menyadari waktu yang mereka miliki terbatas VS Orang biasa orang biasa mengira waktu tak terbatas.
- Para miliarder menggunakan to do list sebagai pengingat VS Orang biasa mengelola waktu menggunakan to do list.
- Para miliarder segera mengambil tindakan untuk segera meraih kesuksesan VS Orang biasa lebih banyak bermimpi.
- Bagi para miliarder, menjadi kaya itu mudah dan tak butuh waktu lama asalkan .. VS Orang biasa berpikir menjadi kaya itu pasti lama dan sulit.
- Para miliarder tidak terlalu peduli dengan jabatan VS Orang biasa memandang jabatan segala-galanya.
- Para miliarder hanya butuh waktu 15 menit untuk mengambil keputusan VS Orang biasa membutuhkan waktu lama untuk mengambil keputusan.
- Para miliarder menghabiskan waktunya untuk menemukan peluang VS Orang biasa menghabiskan waktu dengan sibuk mencari peluang.
- Para miliarder kaya dalam waktu singkat dengan berinvestasi VS Orang biasa ingin kaya dalam waktu singkat dengan berjudi.
- Para miliarder dengan senang hati membagi resep kekayaan dan kesuksesan mereka VS Orang biasa takut berbagi resep hidup mereka.
- Para miliarder selalu tepat waktu VS Orang biasa terbiasa dengan “Jam karet”
- Para miliarder mencintai pekerjaan mereka sepenuh hati VS Orang biasa bekerja karena kewajiban.
Ada satu pertanyaan
di cover belakang buku ini yang membuat saya turut merenung lebih dalam. “Mengapa
yang kaya menjadi semakin kaya, sementara yang miskin semakin miskin?”
Sebenarnya pertanyaan ini bukanlah pertanyaan baru, dan bukan pertama kali saya
mendengarnya. Namun, entah kenapa baru saat inilah saya tersadar untuk
memikirkan jawaban dari pertanyaan tersebut. Menelisik satu per satu bagian
buku ini, akan membantu kita menjawab pertanyaan tersebut. 99 poin yang ada di
dalam buku ini merupakan intisari perbedaan antara miliarder dan orang biasa
dari berbagai aspek seperti : pola pikir, spritual, managemen waktu, kegemaran
bahkan ada poin tentang pengaturan meja kerja. Tentu saja 99 poin tersebut akan
mengantarkan kita pada pemahaman baru sehingga kita mendapat semangat baru
untuk perubahan yang lebih baik. Let’s go read J.
Kelebihan
Buku
Buku ini memiliki
berbagai kelebihan. Buku bersampul biru ini meski isinya berat (berkualitas)
namun mudah dipahami karena pada setiap bab nya kita akan disuguhi oleh
selembar kertas hitam yang menampilkan kalimat singkat yang merupakan isi pokok
bab tersebut. Setiap poin dari 99 poin yang ada pada buku ini disajikan dengan
berbagai contoh kehidupan nyata dari berbagai tokoh miliarder terkenal dan
perbandingannya dengan kehidupan orang biasa. Selain itu juga terdapat berbagai
tampilan grafis yang mempermudah kita mencerna informasi. Ukuran buku yang
standart juga sesuai banget nih buat dibawa bepergian sebagai teman bacaan. The
last but not least, di setiap poinnya juga terdapat quote kehidupan dari
berbagai tokoh dunia yang membuat buku ini semakin asyik untuk dibaca.
Kekurangan
Buku
Bagaikan tiada gading yang tak
retak, buku ini jugalah buatan manusia biasa yang bisa saja memiliki
kekurangan. Dari penilaian saya, kekurangan buku ini terletak pada warna isi
bukunya, dimana warnanya terlalu monoton yaitu hanya ada warna hitam dan
abu-abu pada grafisnya. Saya rasa, dengan menambah sentuhan warna-warni lain
akan membuat buku ini lebih menarik dan enak dipandang mata. Walaupun begitu,
warna kertas yang putih gading (bukan putih kontras) ini membuat warna hitam
dan abu-abu terasa lebih nyaman dilihat saat membaca buku ini.
Mengapa
Memilih buku ini + Kenapa harus dibaca banyak orang?
Mengapa
saya memilih buku ini? Saya memilih buku ini karena buku ini pas banget buat
saya yang sedang membutuhkan sudut pandang baru di saat “tersendat” seperti saat ini. Salah seorang guru saya
pernah berkata “Semangat
itu penting dan harus selalu diperbarui.” Hal itulah
yang menjadi salah satu pendorong saya untuk terus menggali semangat agar bisa
kembali maju, salah satu nya ya dengan membaca buku-buku, buku ini salah
satunya. Kenapa harus dibaca banyak orang? Saya merekomendasikan buku ini untuk
dibaca banyak orang agar semakin banyak yang tersadar bahwa perubahan kondisi
hidup yang lebih baik itu bisa kita usahakan, bukan mimpi belaka. Barangkali
juga, dengan semakin banyaknya yang membaca buku ini, jumlah penggangguran dan
kesengsaraan di dunia ini semakin berkurang karena tersadar untuk bangkit dari
kemiskinan. Hehehe :D
Rating
1-5, berapa dan mengapa?
I will give 4,7
point for this book. Untuk kalian yang sedang mencari sudut pandang baru disaat
terjepit berbagai masalah ekonomi, nih buku bisa menjadi salah satu rekomendasi
buat kalian. Siapa tau salah satu solusi yang kamu butuhkan ada di buku ini.
Mari kita ambil salah satu kuitipan dari buku ini “Jika Anda tidak dapat
terbang, berlarilah. Jika Anda tak dapat berjalan, merangkaklah. Apapun yang
anda lakukan, Anda harus tetap bergerak.” by Martin Luther King, Jr.
Makna literasi lebih dari sekadar membaca
bacaan, literasi adalah kemampuan kita untuk mampu mengambil ide baru dari apa
yang kita baca dan mengaplikasikannya untuk sesuatu yang lebih bermanfaat. Jadi
semoga setelah membaca buku ini, kita sama sama bisa mengambil manfaat dan
mampu mengaplikasikannya untuk memiliki kualitas waktu yang lebih baik. Achaa
go miliarder :D
Review Buku ini juga kami buat dalam bentuk video. Cek videonya dengan follow dan subscribe akun media sosial GPAN Malang sebagai berikut:
Instagram: https://instagram.com/gpanmalang
Twitter: https://twitter.com/gpanmalang
Fanspage: https://facebook.com/gpanregionalmalang
Komentar
Posting Komentar