SAMPAH
BISA TUNTAS KARENA PRIORITAS
Kepoin Kuy! - Bisakah
kita bayangkan sejenak bagaimana hewan-hewan yang ada di bumi mengais-ngais makanan
bukan dari sesuatu yang diberikan alam, melainkan dari hasil aktivitas manusia
yakni sampah plastik dan limbah kimia? Begitu luaskah bumi kita sampai-sampai
sampah pun membuatnya pulaunya hingga ikan-ikan, terumbu karang, dan semua yang
ada di laut menganggapnya bukan benda asing lagi melainkan justru makanan?
Seperti yang dilansir
oleh BBC News beberapa waktu lalu, dikabarkan sekelompok beruang kutub di Rusia
bagian utara masuk ke areal permukiman warga untuk mencari makanan yang
mirisnya aroma makanan yang tercium oleh mereka berasal dari tempat sampah. Hal
itu ternyata disebabkan karena menyusutnya es di kutub utara akibat pemanasan global
sehingga habitat mereka untuk mencari makanan semakin menyempit. Meningkatnya
suhu atmosfer bumi akibat kegiatan industri secara tidak terkendali menimbulkan
perubahan iklim dan juga limbah yang dihasilkan seringkali dibuang ke laut. Sehingga,
Ikan-ikan dan terumbu karang mati karena air laut tercemar oleh bahan-bahan
kimia pabrik.
Permasalahan lingkungan
terjadi di segala aspek, mulai dari lautan, daratan hingga udara tidak terlepas
akan hal tersebut. Terlebih, sebagian besar akibat ulah manusia itu sendiri.
Manusia mungkin bisa melakukan hal apapun dari alam untuk mencari keuntungan
sebanyak-banyaknya, namun tak memikirkan kerugian makhluk lain yang juga suatu
saat akan berimbas kembali pada manusia itu sendiri. Salah satunya,
permasalahan sampah. Indonesia sendiri didaulat sebagai negara kedua penyumbang
sampah terbesar di dunia setelah Cina. Pengolahan sampah yang tidak efektif dan
penggunaan kemasan berbahan plastik sekali pakai yang tidak terkendali
menghasilkan sampah sekitar 64 juta ton/tahun
dimana 3,2 juta ton dibuang ke laut.
Tidak berhenti disitu,
permasalahan sampah yang berasal dari masyarakat sendiri ternyata ditambah lagi
dengan adanya sampah yang berasal dari luar negeri atau sampah impor. Di salah
satu Kabupaten Malang contohnya, tepatnya di Kecamatan Pagak, Desa Sumberejo
menjadi destinasi pembuangan sampah impor dari salah satu perusahaan pengimpor
kertas. Masyarakat kemudian mengolah sampah tersebut untuk bahan bakar
pembuatan batu gamping, akan tetapi sebagian pihak dari peneliti kesehatan
menilai hal tersebut akan menimbulkan persoalan baru kesehatan karena gas yang
dihasilkan hasil pembakaran plastik berbahaya bagi tubuh.
Adanya sampah impor
tersebut merupakan salah satu dampak akibat kebijakan Tiongkok yang melarang
sampah impor asal Inggris dan beberapa negara Eropa lainnya masuk ke negaranya.
Sehingga, sampah tersebut berpindah haluan ke beberapa negara Asia Tenggara
termasuk Indonesia. Di sisi lain, sebenarnya pemerintah kabupaten Malang telah
mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat berupa bantuan dana untuk program
pengendalian kerusakan dan pencemaran lingkungan sebesar Rp 5 Milyar. Namun,
menurut kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang dana tersebut akan
difokuskan ke sejumlah tempat wisata yang berada di Kecamatan Wajak.
Padahal jika dilihat
dari besarnya dana yang diberikan, pengelolaan TPS untuk tempat wisata tidaklah
sebesar itu. Perlu adanya perubahan prioritas dalam penanganan permasalahan
lingkungan yang lebih penting dan mendesak. Regulasi sampah impor dan sosialisasi
kepada masyarakat mengenai pembakaran sampah yang tidak tepat lebih penting
dilakukan pemerintah saat ini mengingat dampak buruk yang akan ditimbulkan. Kemudian,
sampah-sampah yang telah terlanjur masuk diolah dengan sebaik mungkin misalnya
menjadi bio-gas melalui mesin khusus. Dana hibah dari Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan yang diterima pemerintah kabupaten, sisanya dapat
dipergunakan untuk menyediakan mesin tersebut.
Jika hanya berfokus
pada tempat-tempat wisata, sedangkan dari wisatawan itu dapat dikendalikan dengan misalnya setiap keluar dari tempat
wisata harus membawa sampah dan dibuang berdasarkan jenis sampahnya mungkin
akan menekan jumlah sampah dari sektor pariwisata. Penanaman nilai mengenai
pembuangan dan pengelolaan sampah perlu dilakukan sejak dini agar masyarakat
dan generasi selanjutnya tidak mewarisi kebiasaan buruk merusak lingkungan.
Mengurangi penggunaan kemasan plastik dan sedotan plastik serta beralih
menggunakan botol tumblr yang dapat digunakan berulang kali dan sedotan
berbahan stainless juga dapat
dilakukan sebagai prioritas langkah kecil yang mampu membawa perubahan besar. Prioritas
kebiasaan tersebut juga perlu dibudayakan untuk menimbulkan efek yang lebih
masif. Bukan tidak mungkin, harapan Indonesia dalam mengurangi 70% jumlah
sampah plastik pada tahun 2025 dapat terwujud apabila seluruh elemen masyarakat
mulai memprioritaskan budaya seperti ini.
Mari kita mulai dari
diri kita sendiri, kalau tidak kita, siapa lagi?
Penulis: (Wulan Fitriana Yusuf, Tim Public Relations) https://www.instagram.com/wulanfitrn/
Source:
Follow dan subscribe akun media sosial GPAN Malang sebagai berikut:
YouTube: https://youtube.com/channel/UCr-TpKqOvwifvU0_V7EU_Vg
Instagram: https://instagram.com/gpanmalang
Twitter: https://twitter.com/gpanmalang
Fanspage: https://facebook.com/gpanregionalmalang
YouTube: https://youtube.com/channel/UCr-TpKqOvwifvU0_V7EU_Vg
Instagram: https://instagram.com/gpanmalang
Twitter: https://twitter.com/gpanmalang
Fanspage: https://facebook.com/gpanregionalmalang
Komentar
Posting Komentar