Fatal, ia kembali hilang akal..
Hening kembali
memekikkan Tanya,
Namun, jawab tak
segera dicerna, hanya membentur di jidat-jidat pendusta,
Cintanya hanya
bersajak-sajak di sampinng, mengundang sinting,
Ini pula, tak
lagi dicari-cari olehnya, cinta di gudang, duka di arang,
Aku di belakang,
di hina oleh janji yang di tendang,
Kemarin, ribuan
tawa hadir, tersenyum bak kencana bergulir,
Hingga hujan
kembali datang, lalu cinta langsung melayang,
Memampir-mampir jua, derita-derita
di masa lalu,
Bikin hati merana, tertekan dilindas
pilu,
Aahhh,
rindu-rindu sendu,
Biar saja
cintanya berlalu, bukannya ia tak menggubris lagi laraku..??
Hilang dan
hilang lagi, kasih yang ia biarkan
terkubur tidak digali,
Demikian jiwaku kembali di tempa,
oleh derita dan nestapa,
Ia tak berpikir lagi, bikin hatiku
sesak dan penuh luka duri,
Aku kembali
dijerat, rasa acuh menjelma jadi biduh,
Ia
mengendus-endus, buat kulitku bersimbah peluh,
Siapa pula peduli, dengan diriku
yang sudah lama dihakimi,
Ribuan cinta hadir dan aku kerap
tergulir, Hingga akhirnya jadi aku kena cibir,
Masihkah ada
nama cinta yang pantas di sebut cinta,
Bila kasih
sayang luruh dan kehilangan makna
Robert fikri -
Komentar
Posting Komentar