GPAN Malang adalah komunitas yang bergerak di bidang
perpustakaan. Oleh karena itu, komunitas ini banyak mengurusi hal-hal yang
berkaitan dengan perpustakaan; perihal buku-buku yang akan disumbangkan bagi
perpustakaan yang membutuhkan. Selain itu, ada kegiatan lain yang dilakukan,
yaitu kegiatan mendidik. Kegiatan mendidik ini merupakan program kerja
mingguan. Tujuannya adalah untuk mencetak generasi muda yang cerdas,
berdedikasi, dan berbudi pekerti yang luhur. Program ini diharapkan mampu
mengantarkan mereka meraih cita-cita dan mendapat pendidikan yang baik. Melalui
konsep-konsep yang dicanangkan oleh GPAN Malang, program kerja mendidik ini
mengedepankan pengajaran yang informal. Pengajaran ini tidak melulu mengasah
kemampuan akademik saja, tetapi spiritual dan emosional mereka pun diasah
dengan baik. Pembelajaran dengan bermain diharapkan mampu membawa kepada
harapan yang diinginkan.
Sedikit cerita GPAN Malang: komunitas ini berdiri pada tanggal 25 April 2015
oleh seorang pemuda kelahiran Lamongan. Pemuda ini gelisah dengan pendidikan
yang dialami oleh anak-anak kurang mampu. Akses materi (pengetahuan) mereka
masih sangat minim, lebih-lebih perihal buku-buku penunjang pembelajaran.
Mereka mengalami stagnasi keadaan belajar; pulang sekolah, mengerjakan PR,
mengaji, tanpa ada asupan lain, misalnya mendapatkan buku bacaan. Keadaan ini
sangat kentara terutama di daerah-daerah yang masih tertinggal, contohnya
adalah di desa pendiri komunitas ini. Di desa tersebut masih minim sekali
asupan buku-buku tentang pelajaran maupun buku-buku penunjang lainnya, misalnya
buku bacaan. Selain itu, sebagai wujud kepeduliannya terhadap pendidikan di
Indonesia, akhirnya komunitas ini pun berdiri. Dalam waktu kurang dari satu
tahun, sudah terbentuk di dua kota, yaitu Jember dan Yogyakarta. Pemuda ini
bernama Imam Arifa’illa Syaiful Huda yang sekarang melanjutkan kuliah S2 di UGM
Jurusan Geografi.
Kali pertama komunitas ini berdiri, masih berupa susunan anggota yang terdiri
atas pengurus inti dan beberapa tim yang turut membantu. Pengurus ini terdiri
atas kepala, sekretaris, dan bendahara. Sedangkan di bawahnya terbentuk tim-tim
yang turut membantu mengembangkan GPAN Malang ini. Mereka adalah tim project manager (PM), tim kreatif, tim humas, tim
rekruitmen, tim donasi dan partnership,
dan tim media dan desain (MDG).
Kepengurusan yang baik tentunya
memiliki sejumlah program kerja agar komunitas tersebut berkembang. Beberapa
program kerja yang sudah dicanangkan adalah mendidik, tebar buku, dan
pengembangan perpustakaan. Secara berurutan, program kerja di atas masuk dalam
waktu mingguan, bulanan, dan tahunan. Masih ada satu program kerja yang diberi
nama program kerja bayangan. Program kerja ini bertujuan untuk menopang
kehidupan komunitas. Program kerja bayangan ini adalah social preneur. Dalam program
kerja ini, terdapat sejumlah barang yang akan dijual, seperti cinderamata dan
kaos, yang hasilnya akan digunakan untuk kebutuhan komunitas.
Kegiatan yang baru saja terlaksanan adalah kegiatan mendidik. Kegiatan ini
berlangsung pada hari Minggu, 20 Desember 2015. Untuk pertama kalinya GPAN
Malang melaksanakannya di Panti Asuhan “Mawaddah Warohma” yang berada di
Jalan Warinoi III No. 01b Bunulrejo, Kota Malang. Kegiatan berlangsung mulai
pukul 09.00 sampai pukul 12.00 WIB. Para peserta begitu antusias menyambut
kedatangan para kakak GPAN Malang. Kegiatan akan dilaksnakan dalam dua pekan,
tapatnya pada hari minggu. Namun, bertepatan dengan musim liburan, maka pekan
kedua akan berlangsung pada waktu yang ditentukan.
Kegiatan diawali dengan pembukaan yang berisi sambutan-sambutan. Sambutan
pertama disampaikan oleh Ibu Faridah selaku pengasuh panti asuhan. Kemudian
dilanjutkan oleh Mbak Riska selaku ketua GPAN Malang. Acara ditutup dengan doa
yang dipimpin oleh Saudara Sony dari tim MDG. Acara berlanjut dengan kegiatan
bersama adik-adik panti. Mereka dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama
yang terdiri atas teman-teman yang bersekolah di SMP dan SMK. Kelompok kedua
terdiri atas teman-teman dengan jenjang sekolah TK dan SD. Kelompok kedua ini
dibagi menjadi dua, yaitu yang beranggota perempuan dan beranggotakan
laki-laki. Masing-masing kelompok didampingi beberapa kakak yang memandu
jalannya kegiatan.
Kegiatan berlangsung cukup lancar.
Adik-adik dari kelompok kedua berantusias kala berinteraksi dengan para
pendamping. Mereka bercerita, bernyanyi, dan menghafal doa sehari-hari. Bagian
kelompok pertama tidak semulus yang diharapkan. Mereka cenderung pemalu dan
lebih memilih pasrah. Hal ini terlihat dari air muka mereka yang menimbulkan
kesan malu-malu. Kegiatan pada kelompok ini adalah sambung cerita. Sambung
cerita adalah kegiatan bercerita dengan menyambungkan cerita sebelumnya.
Pencerita lanjutan harus menyebut satu kata terakhir yang diucapkan oleh
pencerita sebelumnya. Kegiatan ini dipandu oleh satu orang yang sudah memulai
cerita terlebih dahulu. Selanjutnya, cerita akan disambung oleh
pencerita-pencerita yang lain dengan cara ditunjuk oleh pemandu. Kegiatan ini
bermanfaat untuk kepentingan komunikasi, tanggung jawab, olah bahasa, dan
tanggap atas apa yang didengar.
Di akhir kegiatan, acara dilanjutkan
dengan makan bersama. Kami menyediakan roti dan minuman untuk melepas lelah
mereka. Sebelum makan bersama, ada testimoni berupa penyampaian pesan dan kesan
oleh beberapa adik-adik panti. Pesan dan kesan ini mampu memberikan semangat
bagi teman-teman GPAN Malang untuk terus mengembangkan komunitas ini dengan
baik. Apa kata mereka? bahwa mereka senang dengan kegiatan-kegiatan sosial
semacam ini. Secara tersirat kegiatan ini mampu menghibur mereka dari kebosanan
dan sebagai ajang belajar sambil bermain serta berinteraksi dengan orang lain.
Testimoni cukup menggelikan dari mereka adalah kakak-kakaknya cantik-cantik dan
ganteng-ganteng. Hahah!!
Waktu sudah menunjukkan pukul 12.00
WIB, paling akhir dari kegiatan ini adalah sesi foto bersama. Setelah itu,
acara selesai. Kami berpamitan kepada Bu Faridah untuk undur diri serasa
berucap terima kasih telah menyediakan waktu dan tempat untuk mengabdi.
Akhirnya, rombongan GPAN Malang pun berkemas dan pulang menuju kebahagiaan
masing-masing. Kebahagiaan karena sudah melaksanakan kegiatan yang pertama
dengan baik dan lancar. Mengabdi adalah cara manusia untuk melunturkan
keresahan-keresahan di lingkungannya. Salam mengabdi!
Malang,
22 Desember 2015
—Sahabat
Ara
Komentar
Posting Komentar